
Morfin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit dengan intensitas sedang hingga parah, seperti nyeri pada kanker atau serangan jantung. Untuk mengatasi nyeri, morfin dapat dikonsumsi sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat pereda nyeri lainnya. Dalam mengatasi nyeri, morfin bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga tubuh tidak merasakan sakit. Meskipun memiliki sejumlah manfaat, morfin dapat menyebabkan kecanduan hingga mengakibatkan overdosis yang bisa membahayakan nyawa. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, penggunaan morfin harus sesuai dengan anjuran dokter dan diawasi ketat oleh dokter.
Bentuk morfin yakni alkaloid yang terdapat dalam opium, yang berupa serbuk berwarna putih. Morfin sendiri adalah bahan analgesik yang kuat dalam khasiatnya, tidak berbau, berbentuk kristal, berwarna putih, yang berubah warna menjadi kecoklatan. Opium mentah mengandung 4% sampai 21% morfin. Morfin sendiri merupakan salah satu jenis opium atau obat obatan dengan tujuan untuk penenang.
Akan tetapi, meskipun memiliki manfaat besar untuk menghilangkan rasa sakit yang amat parah, seseorang yang menggunakan morfin akan menyebabkan ketergantungan. Penggunaan morfin memang sering digunakan di dunia kedokteran dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit si pasien. Namun, morfin di anggap berefek negatif jika di salahgunakan. Ketergantungan inilah yang akan berdampak negatif dan sangat berbahaya terhadap tubuh yang mengkonsumsinya. Setelah pengguna mengkonsumsi morfin, bahan bahan yang ada pada morfin akan langsung bereaksi dengan cepat ke dalam tubuh pengguna.
Berikut ini adalah bahaya atau efek samping dalam menyalahgunakan morfin, yaitu:
- Efek samping yang ringan atau efek awal yang terjadi yakni rasa mengantuk yang sangat berat. Dengan menggunakan obat morfin ini, pengguna akan merasakan rasa ngantuk yang amat berat.
- Rasa mual pada tubuh yang terus terusan dan tidak berhenti.
- Setelah merasakan mual yang terus-terusan, pengguna akan berkeringat secara berlebihan.
- Merasakan sakit kepala yang sangat. Ini di sebabkan karena morfin langsung menyerang saraf otak.
- Mulut pengguna akan kering dan warna pada muka akan berubah.
- Perubahan suasana hati yang tidak nyaman.
- Rasa euphoria (rasa gembira yang luar biasa). Inilah tujuan yang biasa di cari para pengguna morfin sendiri.
- Mudah tersinggung dan mudah pula merasakan marah terhadap sekelilingnya sebab perbedaan suasana hati di dalam pengguna morfin.
- Timbulnya insomia dan mimpi buruk pada saat tidur.
- Otot-otot akan melemah, sehingga menimbulkan rasa malas bergerak terhadap pengguna morfin. Selain malas bergerak, pengguna akan berbicara cadel.
- Meningkatkan rasa nyeri yang meningkat oleh pengguna yang mempunyai penyakit sebelumnya.
- Dapat meningkatkan produksi antidiuretik hormon. Ini dapat menyebabkan produk air seni berkurang pada pengguna morfin.
- Morfin sendiri dapat mengurangi motilitas usus yang menghasilkan penyakit sembelit dan menghambat generasi oksida nitrat yang dikenai oleh morfin. Itu disebabkan karena morfin mengurangi sekresi pada usus dan meningkatkan penyerapan cairan pada usus, sehingga akan menimbulkan rasa sembelit.
- Pada hati, morfin akan menyebabkan hepatitis C atau biasa di sebut dengan peradangan hati. Sebab, morfin sendiri akan merumitkan hepatitis C dengan kekebalan yang menekan dan meningkatkan replikasi virus pada hepatitis C. Hal ini akan mengarah pada perkembangan penyakit yang terjadi.
- Seperti yang disebutkan di atas, menggunakan morfin akan menyebabkan rasa ketergantungan atau kecanduan terhadap obat. Ini akan menyerang pada psikologis dan fisik si pengguna. Terutama pada sistem otak.
- Efek samping lainnya, yakni proses metabolisme tubuh yang lambat. Kadar gula darah yang rendah sehingga menyebabkan tekanan darah rendah pada pengguna.
- Jika dilakukan terus dalam menggunakan morfin, akan menyebabkan infeksi pada rasa sakit yang dirasakan pengguna. Selain itu pula, morfin akan menyebabkan lambatnya proses penyembuhan penyakit atau luka yang dirasakan.
- Morfin akan menyerang pada proses psikomotorik seseorang yang menggunakannya. Psikomotorik pengguna akan terserang dan mengakibatkan rasa depresi setelah pemakaian morfin yang berlebih. Selain rasa depresi, kinerja si pengguna akan menjadi buruk dan hilangnya konsentrasi sehingga selalu membuat kesalahan dan kurangnya rasa perhatian terhadap sekelilingnya.
- Dalam jangka panjang, pengguna akan merasakan efek meurotoksik pada obat morfin ini. Sulit untuk mencegah rasa kecanduan dalam menggunakan obat morfin.
Selain penjelasan di atas, morfin berdampak pada segi fisik dan psikologis. Penggunaan morfin secara tidak benar dapat menyebabkan mual, muntah, mulut kering, perubahaan warna wajah, sulit buang air besar, berkeringat, mengantuk, penglihatan kabur bahkan dapat menyebabkan kesadaran hilang sementara. Adapun efek kepada psikologis dari penggunaan morfin yang tidak sesuai adalah bahagia berlebihan tanpa alasan (euphoria), linglung, gelisah, suasana hati labil, terlihat apatis, konsentrasi menurun bahkan menyebabkan ketergantungan.
Sebagian besar review menyimpulkan bahwa opioid menimbulkan hanya sedikit kerusakan performa manusia pada uji kemampuan sensorik, motorik, dan atensi. Namun, penelitian-penelitian terbaru menunjukkan beberapa pemburukan karena morfin, hal ini tidak mengherankan karena morfin adalah depresan sistem saraf pusat. Morfin menunjukkan kerusakan fungsi pada critical flicker frequency (ukuran aktivasi sistem saraf total secara keseluruhan) dan kerusakan performa pada uji Maddox wing (ukuran penyimpangan sumbu visual mata). Beberapa penelitian menyelidiki efek morfin pada kemampuan motorik, dosis tinggi morfin dapat merusak kemampuan jari dalam mengetuk dan mempertahankan kekuatan isometrik tingkat rendah yang konstan, kontrol motorik mengalami kerusakan. Meski demikian, belum ada penelitian yang menunjukkan korelasi antara morfin dan kemampuan monitorik skala besar.
Demikian penjelasan mengenai efek samping dari penggunaan morfin. Dari segi kesehatan, morfin memiliki fungsi yang tepat namun hal tersebut tentu ada efek negatifnya. Pengguna obat ini harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sehingga dosis dan fungsinya bagi tubuh tepat dan tidak ada efek samping. Semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan bagi pembaca agar tetap waspada dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.